page contents
 
Yadhi Rusmiadi Jashar 

1. Kata berfonem awal /p/, /t/, /k/, dan /s/ luluh jika mendapat walan meN- atau peN-.
Misalnya: 
menargetkan (bukan mentargetkan) menaati (bukan mentaati) 
memraktikkan (bukan mempraktikkan)
menyiasati (bukan mensiasati)
menyabot (bukan mensabot)
memarkir (bukan memparkir)
mengaitkan (bukan mengkaitkan)
menerjemahkan (bukan meterjemahkan)
menyitir (bukan mensitir)
memelopori (bukan mempelopori)
memuplikasikan (bukan mempublikasikan)
mengalkulasikan (bukan mengkalkulasikan)
meneror (bukan menteror)
menyejajarkan (bukan mensejajarkan)
menyinkronkan (bukan mensinkronkan)
mengambinghitamkan (bukan mengkambinghitamkan)
menyortir (bukan mensortir)
menyuplai (bukan mensuplai)
memopulerkan (bukan mempopulerkan)
memesona (bukan mempesona)
penyosialisasian (bukan pensosialisasian)

2. Kata berfonem awal /p/, /t/, /k/, dan /s/ berupa gugus konsonan (cluster) tidak luluh jika mendapat awalan meN- atau peN-.
Misalnya:
mensponsori (bukan menyeponsori)
mengklasifikasikan (bukan mengelasifikasikan)
mentranskripsikan (bukan menerankripsikan)
penspesialisasian (bukan penyepesialisasian)
memprihatinkan (bukan memrihatinkan)
penstibtusian (bukan penyubstitusian)
mensterilkan (bukan menyeterilkan)
menstarter (bukan menyetarter)
mentransfer (bukan meneransfer)
menstandarkan (bukan menyetandarkan)

3. Kata berfonem awal /p/, /t/, /k/, dan /s/ tidak luluh jika kata tersebut masih terasa keasingannya.
Misalnya:
mengkooptasi (bukan mengooptasi)